Selamat Tinggal Kemiskinan: Desa Maju Bersama BUMDes untuk Percepatan Agenda SDGs Global Tahun 2030

 



Gambar 1. (Sumber: www.medcom.id)

Kemiskinan saat ini merupakan suatu permaslaahan yang cukup serius dan masih terus berlangsung oleh berbagai negara diseluruh penjuru dunia. Rendahnya tingkat pendapatan ini tentu saja berkaitan dengan kurangnya lapangan pekerjaan sehingga masyarakat tidak dapat memiliki kehidupan yang layak dan sejahtera. Hal tersebut terus menjadi isu global sehingga berbagai upaya terus direncanakan guna memberantas kemiskinan diberbagai negara salah satunya melalui agenda 2030 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TBP) atau Sustainable Development Goal (SDGs). SDGs memiliki tujuan untuk kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang menjamin keadilan dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas hidup sehingga manfaat tersebut dapat terus dirasakan oleh generasi-generasi berikutnya. SDGs memlibatkan peran serta bantuan dari beberapa negara yang turut berpartisipasi untuk mendukung upaya negara maju dan berkembang melalui 17 tujuan dan 169 target yang kemudian dikelompokkan menajdi empat pilar agar lebih memudhakan pemantauan serta pelaksanaan program tersebut. Keempat kelompok pilar tersebut dibagi menjadi:

- Pilar Pembangunan Sosial

- Pilar Pembangunan Ekonomi

- Pilar Pembangunan Lingkungan

- Pilar Pembangunan Hukum dan Tata Kelola

Meksipun terbagi menajdi empat pilar, namun dalam pelaksanaannya point yang termuat didalamnya tetap memiliki kaitan dan saling mendukung satu sma lain seperti yang ada didalam gambar berikut:

Gambar 2. Empat Pilar SDGs (Sumber: Dokumen Pribadi)

Dikutip dari halaman resmi Badan Pusat Statistik bahwa sampai dengan bulan Maret 2023, jumlah penduduk miskin di Indonesia yaitu sebesar 25.90 juta jiwa. Hal tersebut menunjukan bahwa pentingnya pemerintah untuk dapat mengupayakan segala langkah bijak agar dapat terus menekan jumlah kemiskinan dan menyejahterakan kehidupan masyarakat Indonesia sesuai dengan tujuan pembangunan berkelanjutan SDGs tersebut. Sampai dengan saat ini implementasi terhadap pelaksanaan SDGs di Indonesia terus berjalan dengan adanya dukungan serta kontribusi khusus dari pemangku kepentingan seperti pemerintah, pihak swasta, masyarakat sipil, dan bahkan beberapa bantuan dari negara lainnya. Salah satu pilar yang menjadi fokus utama dalam percepatan pencapaian tujuan pembangunan SDGs di Indonesia yaitu pembangunan sosial terutama pada poin 1 “Tanpa Kemiskinan” dan poin 2 “Tanpa Kelaparan” yang terus menjadi permasalahan di Indonesia khususnya di wilayah pedesaan, perkampungan, atau wilayah terpencil. Lantas, bagaimana langkah bijak yang diupayakan oleh para pemangku kepentingan untuk kedua poin tersebut?


Semuanya Untuk Desa: Mengetahui 18 Point SDGs Desa dari Pengembangan Point SDGs Global

Salah satu wujud nyata upaya pemerintah dalam mengentas kemiskinan khususnya diwilayah pedesaan dan perkampungan yaitu melalui inisiatif dari Menteri Desa, Pembangunan Daerah tertinggal dan Transmigrasi (MenDesa PDTT) Abdul Halim Iskandar yang menciptakan SDG’s Desa untuk memberdayakan masyarakat Desa melalui 18 bidang focus pembangunan yang diturunkan dari ketujuh belas bidang fokus SDGs seperti gambar berikut:

Gambar 3. 18 Point Pembangunan SDGs Desa (Sumber: www.greennetwork.id)

Jika dalam SDGs global terdapat 17 poin tujuan, dalam SDGs Desa terdapat satu poin yang ditambahkan mengenai kelembagaan desa dinamis dan budaya adaptif, tujuan tersebut ditujukan untuk menjamin agar pembangunan desa tetap mengangkat aspek kultural dan keagamaan sehingga desa tetap dapat mempertahankan indentitas budaya dan kearifan lokalnya.

SDGs Desa merupakan suatu pendekatan pembangunan berkelanjutan yang ditekankan pada tingkat desa dan melibatkan komunitas lokal secara aktif. Pendekatan ini menempatkan masyarakat sebagai aktor utama yang terlibat dalam seluruh proses perencanaan, implementasi, dan evaluasi program pembangunan. Dengan melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan, pembangunan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi setempat, serta menciptakan dampak yang lebih signifikan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Program SDG’s Desa salah satunya dapat tercapai melalui upaya pemerintah dalam membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang merupakan suatu badan hukum yang kepemilikannya berorientasi pada kepemilikan bersama antara pemerintah desa dan masyarakat setempat. BUMDes disebut sebagai salah satu langkah efektif untuk mengentas kemiskinan sesuai dengan target SDGs Desa karena sesuai dalam Permendesa PDT dan Transmigrasi No. 4/2015 adalah untuk meningkatkan perekonomian desa, meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi desa.


Umbul Ponggok: Kisah Sukses BUMDes Menghapus Kemiskinan di Ponggok, Jawa Tengah

Gambar 4. Wisata Air Umbul Ponggok (Sumber: visitjawatengah.jatengprov.go.id)

Implementasi program SDG’s Desa tersebut ternyata memberikan dampak yang luar biasa bagi desa-desa yang ada di Indonesia. Salah satunya dengan penekanan jumlah desa yang berstatus tertinggal sebanyak 33.592 mengalami penurunan yang sangat signifikan menjadi 9.584. Berdasarkan data dari Kemendesa PDTT, salah satu desa yang telah berhasil mengentaskan status desa tertinggal menjadi desa maju yaitu Desa Ponggok, Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah.

Dikutip dari situs resmi SID Kemendesa, total scor SDG’s Desa Ponggok yaitu sebesar 43.05%, namun terdapat hal yang sangat menarik perhatian dimana bidang focus SDG’s Desa yang pertama yaitu Desa Tanpa Kemiskinan memiliki hasil scoring sejumlah 80.58%. Hal tersebut menimbulkan berbagai pertanyaan tentang bagaimana desa Ponggok tersebut yang sebelumnya tidak dikenal oleh masyarakat kini memiliki nilai perekonomian yang sejahtera dan terhindar dari kemiskinan. Bagaimana upaya pemerintah dalam memberdayakan perekonomian Ponggok bersama BUMDES untuk mencapai tujuan pembangunan SDGs di Indonesia. 

Keberadaan BUMDes di Ponggok yang dikenal dengan nama Tirta Mandiri Ponggok, memiliki peran strategis dalam pengaturan keuangan desa dan sektor pariwisata, salah satunya dengan langkah menciptakan program inovatif yang memberdayakan warga setempat dan bisnis lokal dengan pemberian modal usaha melalui dana bantuan desa. Pada tahun 2018, BUMDes Tirta Mandiri mampu mengelola dana desa senilai Rp 16 miliar dari pengembangan sejumlah umbul, terutama Umbul Ponggok. Umbul Ponggok menawarkan keindahan kolam mata air alami dengan berbagai aktivitas menarik seperti snorkeling, berenang, water sport, foto underwater, dan bahkan Umbul Ponggok kerap dijadikan sebagai tempat untuk berlatih diving. Selain memberikan keseruan bagi para pengunjung, pengembangan sarana dan prasarana pariwisata dilakukan secara bertanggung jawab, meliputi pengelolaan limbah, konservasi perairan, dan pemanfaatan sumber daya alam secara bijak, sehingga hal tersebut juga berperan dalam pelestarian lingkungan alam sekitar. Dalam setahun terakhir, Umbul Ponggok berhasil mengantongi pendapatan sekitar 4 miliar rupiah dengan jumlah kunjungan rata-rata 15 ribu hingga 20 ribu kunjungan per bulan. Pendapatan ini menjadi peningkatan signifikan meskipun belum mencapai angka sebelum pandemi Covid-19 yang mencapai Rp 8 miliar hingga Rp 9 miliar per tahun.

Keterlibatan BUMDes Tirta Mandiri dalam pengelolaan Umbul Ponggok berhasil melakukan pemetaan potensi wisata dan memberikan dampak manfaat ekonomi jangka panjang bagi warga sekitar. Wujud keberhasilan Umbul Ponggok tidak hanya mendapat banyak pujian dari banyak pihak, namun juga menjadi inspirasi bagi desa-desa lainnya bahwa dengan masterplan pembangunan desa sebagai visi misi desa dapat mengantarkan keberhasilan dan dampak yang sangat luar biasa.


Ponggok Cetak Sarjana dan Cegah Stunting: Mendorong Terwujudnya Agenda SDGs Poin 3 dan 4 Sekaligus

Gambar 5. Ngesti Setya Rahayu, Penerima Program Beasiswa SRSS (Sumber: Facebook PKK Desa Ponggok)

Selain pengelolaan sektor pariwisata, dalam percepatan pencapaian pembangunan SDG’s Desa, BUMDes juga kerap memberikan pelatihan keterampilan dan pendidikan bagi warga setempat untuk dapat meningkatkan kapasitas pengetahuan mereka. Dengan dukungan modal dan pelatihan dari BUMDes, mayoritas warga Ponggok kini mampu mendirikan usaha mandiri. Bertambahnya jumlah usaha lokal ini menciptakan lapangan pekerjaan baru sehingga sehingga berdampak pada penekanan angka kemiskinan di Ponggok. Program lain yang dimiliki oleh Desa Ponggok ini yaitu Satu Rumah Satu Sarjana (SRSS) yang memberikan beasiswa kepada warga sekitar untuk berkuliah yang dimulai sejak tahun 2016 karena menurut Pemerintah Desa setempat SDM adalah suatu kunci keberhasilan. Sampai dengan saat ini program SRSS tersebut telah berhasil mencetak 17 sarjana dari berbagai disiplin ilmu dan sepuluh diantara itu justru kini mengabadikan diri dengan bekerja di BUMDes Tirta Mandiri.

Gambar 6. Makanan Bergizi untuk Anak Gejala Stunting di Ponggok (Sumber: Official Website Desa Ponggok)

Kesejahteraan perekonomian warga desa Ponggok bukan menjadi satu-satunya bentuk aksi pencapaian tujuan pembangunan SDG’s Desa, namun Pemerintah Desa juga turut memperhatikan kondisi kesehatan warga desa salah satunya dengan memberikan fasilitas pengobatan gratis. Namun pengobatan gratis tersebut bukan satu-satunya upaya yang dilakukan pemerintah desa setempat, langkah lain yang juga dilakukan untuk menjamin kesehatan warga setempat yaitu perhatian penuh terhadap 13 anak di desa Ponggok yang mendertia gejalan stunting, atau gangguan gizi yang biasa dialami oleh balita pada tahun 2021.

Pengalokasian sebagian dana desa Ponggok tahun 2020 digunakan untuk memasak lauk makanan bergizi setiap hari untuk diberikan langsung kepada 13 orang anak tersebut agar dapat mempercepat proses pemulihan dan penyembuhan. Kegiatan tersbut dikerjakan langsung oleh salah satu anggota aktif PKK Desa Ponggok  bernama Ibu Masruroh yang telah mendedikasikan perhatian, waktu, dan tenaganya untuk memastikan kesejahteraan anak-anak desa Ponggok. Hal ini menunjukan kontribusi warga desa Ponggok dalam mendorong tercapainya tujuan SDGs poin 3 dan 10 yaitu Desa Sehat dan Sejahtera, serta Desa Tanpa Kesenjangan.

Kemitraan Desa Lintas Negara: Target Baru Menteri Desa  PDTT

Gambar 7. (Sumber: https://sid.kemendesa.go.id/)

Keberhasilan program SDGs Desa yang telah berjalan beberapa tahun silam memang memberikan dampak yang sangat luar biasa diseluruh aspek kehidupan masyarakat desa khususnya dibidang ekonomi. SDGs Desa ternyata telah berkontribusi sebesar 84% pada pembangunan Indonesia berkelanjutan. Sehingga hal tersebut menimbulkan adanya rencana untuk dapat mencapai kolaborasi kemitraan antara desa yang berada dikawasan Regional Asia Tenggara untuk mempercepat kebangkitan desa dan capaian SDGs di masing-masing negara (Gus Halim, 2023).

Dari beberapa penjelasan di atas, diharapkan semoga dengan adanya program SDGs Desa ini dapat terus berkembang dan diperluas ke berbagai desa-desa lain di Indonesia, sehingga manfaat yang didapatkan dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat yang masih tergolong dalam kategori miskin dengan pendapatan yang sangat rendah, dan dapat meningkatkan kesejahteraan serta menciptakan pembangunan berkelanjutan untuk dapat mempercepat pencapaian agenda SDGs Global 2030.








Sources:

Finaka, Andrean W. 2017. Infografis. Indonesia Baik.id. [Online] 2017. www.indonesiabaik.id.

Gurusinga, Masal. 2023. Kesehatan, Kb, Sosial. www.koranbernas.id. [Online] February 23, 2023. https://koranbernas.id/ponggok-klaten-luncurkan-program-satu-rumah-satu-sarjana.

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. 2023. SDGs Desa. SID KEMENDESA. [Online] Agustus 1, 2023. https://sid.kemendesa.go.id.

Silvi Sri Mulyani. 2021. Kabar Desa. www.ponggok.desa.id. [Online] January 20, 2021. http://ponggok.desa.id/2021/01/20/peningkatan-gizi-untuk-anak-stunting-di-desa-ponggok/.

Silvi Sri Mulyani. 2020. Program Desa. www.ponggok.desa.id. [Online] August 26, 2020. http://ponggok.desa.id/2020/07/23/desa-mencetak-sarjana-nya-sendiri/.

Sistem Informasi Desa. 2023. Berita. www.sid.kemendesa.go.id. [Online] April 27, 2023. https://sid.kemendesa.go.id/news/detail?slug=sekjen-asean-apresiasi-inisiatif-gus-halim-optimalkan-pembangunan-desa-perbatasan-dengan-sdgs-desa.

 

 

Comments